Arus mudik (dan balik) selama 1 minggu sebelum dan setelah Idulfitri sudah merupakan ritual tahunan. Keutamaan bulan suci Ramadan bagi umat muslim Indonesia sungguh luar biasa.
Tidak hanya menjadikan ‘atmosfir’ ibadah begitu khidmat hingga ‘menembus’ arasy langit lapis tujuh, tetapi juga mendorong geliat ekonomi yang begitu dahsyat di bumi Nusantara.
Masalahnya, apakah dimensi ekonomi mudik menimbulkan dampak pengganda (multiplier) yang berarti bagi ekonomi daerah dan perdesaan? Ataukah mudik hanya fenomena “musiman” sesaat yang menimbulkan arus orang dan barang sedikit melonjak dibanding bulan lain?
Arifin Purwakananta, Direktur Dompet Dhuafa, memperkirakan Rp 80,9 triliun mengalir dari para pemudik saat melakukan mudik. Bila jumlah pemudik mencapai 56% penduduk kota, dana Rp80,9 triliun tersebut akan mengalir melalui transportasi yang digunakan pemudik, kedermawanan kepada sanak keluarga, dan untuk wisata.
From: http://bangancis-ngeblog.blogspot.com/2010/09/dampak-ekonomi-arus-mudik-lebar…
via Ping.fm